First Post!

5/9/2010

 
Satu Bayi Tewas Akibat Erupsi Merapi
Puluhan orang dirawat di sejumlah rumah sakit, umumnya karena gejala sesak nafas.
Selasa, 26 Oktober 2010, 21:33 WIB
Arfi Bambani Amri, Mohammad Adam
Wedus Gembel saat letusan Gunung Merapi tahun 2006 (www.volcanodiscovery.com)
BERITA TERKAIT

Setelah meletus sore ini, Gunung Merapi mulai memakan korban jiwa. Seorang bayi berusia enam bulan tewas karena sesak nafas akibat abu vulkanik.

Bayi bernama Ilham Masaki ini merupakan warga Gedongan, Ngargosuko, Kecamatan Srumbung, Magelang. Ilham dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Magelang di Muntilan dalam keadaan kritis, sesak nafas dan kulit melepuh. Namun setiba di Rumah Sakit, Ilham meninggal dunia.

Direktur RSUD Magelang dr Sasongko menyatakan, saat ini rumah sakit sudah merawat 24 pasien yang umumnya anak-anak dan orang lanjut usia. "Umumnya mereka mengidap gejala sesak nafas," kata Sasongko.

Sementara itu, Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem, Yogyakarta, sudah menerima delapan orang korban awan panas Merapi. Belum diketahui identitas mereka yang dirawat ini.

"Semuanya itu menderita luka bakar tapi data lengkapnya semuanya ada di rekam medis dan kami segera evakuasikan ke Rumah Sakit Dr Sardjito," kata petugas Instalasi Gawat Darurat RS Panti Nugroho ketika dihubungi VIVAnews.

Sejak sore tadi, Merapi sejak pukul 17.02, sudah bererupsi dalam bentuk wedhus gembel yakni awan panas berisi abu dan kerikil. Sifat letusan eksplosif yang mengarah ke barat, barat daya, selatan dan tenggara

Warga telah dihimbau untuk segera mengungsi semua sejak 25 Oktober 2010 lalu. namun upaya evakuasi tidak berjalan lancar. tidak sedikit warga yang memilih tetap bertahan di rumahnya.

 

 

 

Sepuluh Korban di Sekitar Rumah Mbah Maridjan Mereka ditemukan aktivis Dompet Dhuafa dalam keadaan terluka dan lemas. Selasa, 26 Oktober 2010, 22:33 WIB Arfi Bambani Amri, Mohamad Teguh, Mohammad Adam   (Antara/ Regina Safri) BERITA TERKAIT Sejumlah orang ditemukan terkapar lemas di sekitar rumah Mbah Maridjan. Mereka mengalami luka bakar, diduga karena awan panas.

Iman Surahman, seorang aktivis Dompet Dhuafa, yang mencoba menerobos mendekat rumah Mbah Maridjan menyatakan menemukan sepuluh orang yang terkapar lemas karena luka bakar. Mereka kemudian dibawa sejumlah aktivis turun untuk mendapatkan perawatan.

Sementara itu, Iman menemukan rumah Mbah Maridjan dipenuhi abu vulkanik. "Semua pohon tumbang, terbakar," kata Iman saat dihubungi VIVAnews, Selasa 26 Oktober 2010 malam.

Iman berusaha masuk ke dalam rumah karena khawatir di dalam masih ada orang yang berusaha menyelamatkan diri. "Ini sekarang saya sedang berusaha masuk, abunya tebal sekali," katanya.

Diduga salah satu dari yang terkena luka bakar ini adalah wartawan VIVAnews.com, Yuniawan Nugroho, yang sedang berusaha mewawancara Mbah Maridjan. Wawan, begitu panggilannya, sebelumnya sempat turun namun memutuskan kembali naik untuk meminta penjaga kunci Merapi itu untuk turun.

Sebelumnya, petugas juga sudah mengevakuasi sejumlah orang dari dekat rumah ini. Salah satunya, ditemukan tewas akibat erupsi Gunung Merapi yakni Wagio, tetangga Mbah Maridjan.

Wagio merupakan satu dari 12 korban yang diterima Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem, Sleman. "Korban bervariasi, ada yang luka bakar, luka karena jatuh saat menyelamatkan diri, dan juga karena kaget," kata petugas Instalasi Gawat Darurat RS Panti Nugroho ketika dihubungi VIVAnews.com pukul 22.03 wib, Selasa 26 Oktober 2010.

Sejak pukul 17.02, Merapi sudah bererupsi dalam bentuk wedhus gembel yakni awan panas berisi abu dan kerikil. Sifat letusan eksplosif yang mengarah ke barat, barat daya, selatan dan tenggara. Warga telah diimbau untuk segera mengungsi semua sejak 25 Oktober 2010 lalu. namun upaya evakuasi tidak berjalan lancar. tidak sedikit warga yang memilih tetap bertahan di rumahnya. (hs)


Comments are closed.